Senin, 15 November 2010

"Gayus Potret Kultur Korupsi di Tahanan"

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, menilai kasus Gayus Tambunan yang bebas ke luar dan masuk tahanan merupakan potret kultur korupsi yang sistemik di rumah tahanan.

"Saya ada informasi bahwa Gayus itu sudah 68 kali ke luar tahanan," kata Eva di gedung DPR, Jakarta, Senin 15 November 2010.

Artinya, menurut Eva, tidak hanya kasus foto di Bali itu saja yang menandakan Gayus keluar dari tahanan. "Jadi, ada kultur korup yang sangat sistemik di rumah tahanan," kata Eva.

Oleh karena itu, Eva mengharapkan pembenahan yang radikal dalam kepolisian dan mengusulkan ada pelibatan pihak lain dalam penanganan kasus Gayus. "Tidak boleh kepolisian saja karena sejak awal sudah menunjukkan kontaminasi dan ada bias kepentingan," kata Eva.

Menurutnya, Komisi Pemberantasan Korupsi bisa menjadi lembaga yang melakukan supervisi para penyidik lembaga penegak hukum dalam penanganan kasus ini. Presiden pun didesak menginstruksikan koordinasi dan kerjasama antar lembaga penegak hukum untuk penuntasan kasus Gayus itu. "Itikad itu bisa dikuatkan dengan political will-nya Pak SBY. Kan ini sudah antarlembaga," kata Eva.

Kasus suap Gayus ini terkuak saat Gayus keluar dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada 5 November 2010. Saat itu Gayus mengakui dirinya keluar dan sempat mampir ke rumahnya di kawasan Kelapa Gading.

Namun, beredar foto orang yang mirip Gayus ternyata bepergian ke Bali untuk menonton turnamen tenis internasional. Gayus pun membantah foto itu.

Polisi kemudian mengusut kasus ini. Akhirnya diketahui sembilan petugas Rutan Mako Brimob terindikasi menerima suap dari Gayus. Suap diberikan agar Gayus mendapatkan kenyamanan di dalam penjara. (adi)
• VIVAnews
ARTIKEL INI BUKAN TANGGUNGJAWAB KPK RI

Tidak ada komentar: